Kampanye ke-3, Kader Nasdem: Kab. Sula Masuk Daerah Tertinggal, Mari Jemput Perubahan

Kader Nasdem Irfan Umasugi dalam orasi politiknya sampaikan sejarah pemekaran Kabupaten Kep. Sula dalam acara kampanye ke-3 pasangan calon Zadi-imam. Sabtu, (28/11/20) Malam.

Sanana, liniindonesia.com – Kader Partai Nasdem provinsi Maluku Utara kembali beberkan sejarah pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula, Hal ini diungkapkan saat acara kampanye putaran ke-3 oleh paslon Zadi-Imam di Desa Fatcei Kecamatan Sanana. Sabtu, (27/11/20) Malam.

Irfan umasugi menjelaskan sejarah perjuangan pemekaran Kab. Sula dalam orasi politiknya dihadapan pendukung Zadi-Imam.
Ia menyinggung awal mula perjuangan pemekaran Kab. Sula di tahun 1959 yang di pelopori oleh masyarakat sula dengan jerih payah. yaitu masyarakat dari perwakilan fatcei, fahau, fagudu dan mangon dengan tujuan untuk memajukan sula kedepan sebagaimana daerah lain, dalam perjalanannya, pemekaran tersebut di dukung atas sumbangsih masyarakat lokal melalui hasil alam yang di kelolah dengan baik, demi suksesi pemekaran hingga sampai pada tahun 2003 berhasil menjadi daerah otonom.

“Awal mula perjalanan pemekaran di mulai dari tahun 1969 sampai, di mekar pada tahun 2003 yang di perjuangkan oleh masyarakat sula dari 4 suku. Dengan tujuan untuk mengangkat harkat dan martabat kita masyarakat sula”. Terangnya

lebih lanjut, dirinya kecewa dan kesal dengan kondisi daerah Kab. Sula yang di mekarkan bersama beberapa daerah lain di provinsi Maluku Utara, namun yang terjadi Kab. Sula hingga saat ini masuk kategori sebagai daerah tertinggal. Sedangkan daerah lain yang mekar bersama Kab. Sula di tahun 2003 telah menjadi daerah maju. oleh karena itu momentum pilkada 2020, ia mengajak masyarakat sula agar sadar akan jati diri dan sejara h perjuangan pemekaran Sula sebagai langkah perubahan.

“Pemekaran daerah Kab. Sula sudah berusia 17 tahun namun kini masih di kategorikan sebagai daerah tertinggal. Maka pada kesempatan ini kita masyarakat sula harus sadar akan diri kita dan sejarah perjuangan pemekaran sebagai langka pembaharuan”pungkasnya. (Selpia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *