Jelang Pelantikan Bupati Sidoarjo, Pemuda Muhammadiyah Soroti Peningkatan Angka Kemiskinan

Adit Hananta Utama Ketua Pemuda Muhammadiyah Kab. Sidoarjo (foto dokumen pribadi)

Sidoarjo, liniindonesia.com – Esok akan tiba, Sidoarjo memiliki pemimpin baru, duet pasangan Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi. Keduanya akan dilantik dan diambil sumpah jabatannya untuk masa pengabdian satu periode kedepan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jumat (26/2) di Gedung Negara grahadi.

Momentum itu sakral dan akan disaksikan oleh lebih dari 2 juta warga Sidoarjo. Setidaknya meski bukan menyaksikan langsung prosesinya, harapan akan terwujudnya Sidoarjo lebih baik cukup untuk mewakilinya. “Banyak hal yang membutuhkan perhatian serius Pemkab Sidoarjo di bawah komando Gus Muhdlor dan Subandi. Yang paling fundamental adalah persoalan kemiskinan,” tutur Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo Adit Hananta Utama, Kamis (25/2).

Bacaan Lainnya

Mengapa kemiskinan? Adit menjelaskan, Sidoarjo pada tahun 2020 masuk dalam peringkat kelima kemiskinan tertinggi di Jatim berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini tidak hanya memprihatinkan, tetapi juga mencemaskan karena persentasenya meningkat dari tahun lalu 5,32 persen atau 119,29 ribu menjadi 5,59 persen atau 127,05 ribu di tahun 2020. Artinya, dalam satu tahun lalu ada penambahan 7,76 ribu penduduk miskin di Sidoarjo.

“Ini adalah fenomena yang dapat kita maklumi seiring dengan dampak pandemi yang luar biasa. Tidak hanya di Sidoarjo melainkan di seluruh dunia. Namun bukan berarti harus pasrah, karena kami yakin ada energi baru yang sangat besar dari pemimpin baru Sidoarjo,” ujar Adit.

Adit optimis Sidoarjo dengan berbagai potensi yang dimiliki akan mampu bangkit dari berbagai persoalan akibat pandemi ini. Khususnya dengan hadirnya kepala daerah definitif terpilih hasil pemilukada serentak 2020, optimisme itu akan semakin terpupuk. Di sisi lain, tren pertumbuhan angka kemiskinan di Sidoarjo sebelum adanya pandemi ini terus menunjukkan progres yang baik. Misalnya di tahun 2018, angka kemiskinan di Sidoarjo berada pada angka 5,69 persen turun dari tahun 2017 sebesar 6,23 persen. Sedangkan pada 2019, angka kemiskinan kembali menurun sebesar 0,35 persen menjadi 5,32 persen.

“Tren ini menjadi tantangan bagi pemimpin milenial seperti Gus Muhdlor. Dan kami yakin dengan berbagai program peningkatan kesejahteraan yang tertuang dalam visi – misi Gus Muhdlor akan berseiring dengan upaya percepatan pengentasan kemiskinan di Sidoarjo,” pungkas Adit. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *