Kisah Keluarga Jemur Wonosari Surabaya Bapak Marbot Anak Pengedar Sabu

Tersangka Pengedar Sabu (Foto : Dokumen Istimewa)

Surabaya, liniindonesia.com – Pepatah mengatakan “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” itu lah yang sering kita dengar saat mengacu adanya kemiripan sikap , perilaku dan pola pikir antara orang tua dan anak mereka namun hal ini tidak berlaku pada keluarga di jemur wonosari gang masjid , lantaran nur sam (62) yang sehari hari mengabdikan diri menjadi marbot sedangkan anaknya Nia (21) berprofesi menjadi kurir narkoba jenis sabu .

Nia yang sehari hari di kenal berpacakan tomboy ini di ringkus jajaran polsek tenggilis di indekos nya di jalan Siwalan kerto tengah pada (9/4). Ia tak dapat mengelak lantaran polisi menemukan sabu sebanyak 20 gram yang f
Di kemas di dalam 4 klip plastik di dalam kost nya

Bacaan Lainnya

Hal ini sangat berbanding terbalik keseharian ayah tersangka (nur sam ) , pria yang akrab di panggil “pak nur” ini sehari hari mengabdikan dirinya menjadi marbot di masjid dekat rumahnya ( masjid At Taqwa) , setiap hari ia selalu menyiapkan hal hal printilan ketika mendekati waktu dimulai nya sholat , bahkan di waktu waktu tertentu beliau juga sering adzan .

Warga sekitar sempat kaget saat pertama kali mendengar kabar Nia tertangkap lantaran kasus kurir sabu , pasalnya Nia yang jarang kelihatan di rumah semenjak sma ini tidak banyak bicara dan terkesan penutup kalau di lingkungan rumah nya . ” pada awal awal mendengar nia ketangkep saya sempat tidak percaya lantaran ia terkenal sebagai pribadi yang tertutup ini jarang kelihatan di rumah nya, ia hanya pulang sesekali untuk mengambil pakaian selepas itu ia pergi bersama teman sebayanya ” tutur DL ( nama inisial warga) (15/4/21) .

Saat di temui di rumah nya Mujiono (41) Ketua RT04 RW03 menjelaskan kalau Dia tidak seberapa mengenal Nia karena dia jarang menjumpainya ada di rumah, Mujiono juga menjelaskan Nia sangat berbeda dengan bapaknya yang sangat tinggi nilai sosialnya. ” Saya tidak seberapa mengerti gimana perilakunya karena yang bersangkutan jarang di rumah tapi dia sangat berbeda dengan bapaknya yang sehari hari selalu ada di masjid dan sering hadir dalam tahlilan rutin kampung ” Mujiono (15/4/21)

Sementara itu kapolsek Tenggilis mejoyo AKP Riki Donaire pilang menyebutkan “tersangka mendapatkan barang haram tersebut dari nama yang masih dalam penyidikan , selanjutnya modus tersangka dalam mendapatkan barang haram tersebut dengan sistem ranjau di suatu tempat dan setelah mendapatkan instruksi dari bandar , tersangka langsung mengambil barang haram tersebut ” tutur Riki (9/4/21)

Di waktu yang bersamaan Nia menjelaskan tergiur dengan imbalan yang ia terima jika berhasil menyelesaikan tugasnya , Nia juga menjelaskan profesi menjadi kurir sabu ini baru ia jalani selama dua bulan . ” Saya tergiur dengan nominal yang di tawarkan kepada saya tapi walaupun begitu saya juga terhitung masih awam saya masih 2 bulan melakukan hal ini ” Tutup Nia ( 9/4/2021). (Tongku)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *