Jakarta, Lini Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mulai mengirimkan SMS blast berisi edukasi untuk mencegah judi online di masyarakat.
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengonfirmasi hal ini pada Minggu (16/6/2024). Ia menyebutkan bahwa edukasi melalui SMS blast akan dilakukan setiap hari dengan dukungan operator seluler di Indonesia.
“Edukasi melalui SMS blast sudah mulai,” kata Menkominfo Budi Arie Setiadi, Minggu (16/6/2024), mengutip Antara.
Isi pesan singkat tersebut mengingatkan warga tentang bahaya judi online: “Judi Online Bahaya dan Merusak Pengguna. Jangan Pernah Mencoba. Jaga Masa Depan Penuh Bahagia.”
Selain SMS blast, Kominfo juga aktif memblokir situs-situs judi online sebagai bagian dari tugas mereka dalam Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring (Satgas Judi Online).
Sejak 17 Juli hingga 13 Juni 2024, Kominfo telah memblokir 2.945.150 konten judi online di Indonesia dan menangani ribuan sisipan laman judi di situs pendidikan dan pemerintahan.
Kominfo juga meminta penutupan 555 akun e-wallet kepada Bank Indonesia serta memblokir 5.779 rekening bank terkait judi online melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, mereka telah mengeluarkan surat peringatan keras kepada platform seperti X, Telegram, Google, Meta, dan TikTok karena digunakan untuk menyebarkan konten judi online.
Presiden Joko Widodo telah membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Judi Online melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024, yang diteken pada Jumat (14/6/2024). Satgas ini bertujuan mempercepat pemberantasan perjudian daring secara terpadu.
Judi online telah menjadi perhatian pemerintah karena dampak sosial dan hukumnya yang serius. Contohnya, kasus seorang polisi wanita di Jombang yang membakar suaminya hingga tewas karena uang habis untuk judi online.
Selain itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan bahwa transaksi terkait judi online pada Januari hingga Maret 2024 mencapai lebih dari Rp100 triliun, dengan total transaksi selama lima tahun terakhir lebih dari Rp600 triliun. (*)