Jakarta, Lini Indonesia – Rencana Indonesia untuk memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) telah menarik perhatian baru-baru ini.
Sebelumnya, beberapa negara juga pernah mencoba memindahkan ibu kota mereka dengan hasil yang bervariasi.
Pertama, Tanzania pada tahun 1970 memindahkan ibu kota dari Dar es Salaam ke Dodoma, sebuah keputusan yang dipandang terburu-buru dan dipengaruhi oleh politik.
Kazakhstan juga mengalami hal serupa ketika memindahkan ibu kota dari Almaty ke Astana pada 1997. Meskipun tujuannya adalah untuk meratakan pertumbuhan penduduk, perpindahan ini malah berdampak negatif pada perekonomian negara.
Nigeria memindahkan ibu kota dari Lagos ke Abuja pada 1991, dengan tujuan menjadikannya pusat yang lebih netral bagi berbagai kelompok etnis dan agama. Namun, upaya ini tidak berhasil mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada.
Malaysia berencana memindahkan ibu kota dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada tahun 1999, dengan harapan memperluas pemerataan pembangunan. Namun, Putrajaya tidak mendapatkan respons yang positif dari penduduk dan pegawai negeri.
Terakhir, Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw pada tahun 2001, yang diikuti dengan pembangunan infrastruktur administratif. Meskipun demikian, keterbatasan akses dan kurangnya minat internasional menjadi tantangan besar bagi Naypyidaw.
Pengalaman negara-negara ini menunjukkan kompleksitas dan tantangan dalam memindahkan ibu kota, yang sering kali tidak sesuai dengan rencana awal dan memunculkan berbagai masalah baru.(NA)