Jakarta, Lini Indonesia – Malaysia telah menjadi pilihan utama bagi perusahaan teknologi global untuk membangun fasilitas pusat data (data center) bernilai miliaran dolar AS di Asia Tenggara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Malaysia berhasil menarik investasi dari perusahaan besar seperti Google, Nvidia, dan Microsoft untuk pembangunan data center.
Menurut James Murphy, Director APAC DC Byte, sebagian besar investasi ini berlokasi di Johor Bahru, kota kecil di perbatasan Singapura.
“Johor Bahru tampaknya akan menyalip Singapura sebagai pasar data center terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun, meskipun dua tahun lalu hampir tidak ada basis sama sekali,” ucap Murphy kutip dari CNBC, Kamis (21/6/2024).
DC Byte, perusahaan intelijen data center, menyatakan dalam laporannya bahwa Johor Bahru dinobatkan sebagai kota dengan pertumbuhan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Johor Bahru memiliki kapasitas suplai 1,6 gigawatt (GW) untuk data center yang sedang dibangun, dengan kapasitas biasanya diukur dari konsumsi listrik.
Malaysia diproyeksikan akan melampaui kapasitas data center di negara-negara besar seperti Jepang dan India. Saat ini, Jepang, Singapura, dan Hong Kong masih menjadi penyedia kapasitas data center terbesar yang sudah online.
Namun, pandemi global yang mendorong adopsi cloud telah meningkatkan permintaan kapasitas di pasar-pasar berkembang seperti Malaysia dan India.
“Permintaan yang lebih besar untuk streaming video, penyimpanan data, dan berbagai aktivitas internet berarti kebutuhan akan data center juga meningkat,” ujar Murphy.