Jakarta, Lini Indonesia – Tren pelemahan Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan dalam beberapa waktu terakhir menjadi perhatian publik.
Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan perdagangan awal pekan ini dolar AS kembali perkasa terhadap Rupiah dan menguat 13 poin atau 0,08% ke Rp 16.454.
Disaat yang sama, Dunia industri tekstil dalam negeri juga tengah terancam badai pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat penurunan permintaan ekspor dan penjualan domestik dalam beberapa waktu terakhir.
Lantas apakah hal ini berdampak ke dunia industri?
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita tetap optimistis industri atau manufaktur masih kuat untuk tidak melakukan PHK. Menurutnya, industri terbilang memiliki resiliensi yang cukup atau masih bisa beradaptasi.
“Berkaitan pelemahan rupiah, industri atau manufaktur resilience. Pada dasarnya seperti itu,” kata Agus, ditemui di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024) dikutip dari detik.
Lebih lanjut Diapun tak menampik bahwa beberapa perusahaan manufaktur tengah berjuang menghadapi tantangan besar. Hal ini terutama di industri tekstil, seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang terancam bangkrut. Meski begitu, kondisi tersebut belum tentu menggambarkan industri tekstil RI secara keseluruhan saat ini.
“Memang ada challenge, tapi saya kira resilience-nya cukup tinggi,” ujar dia.
“Itu harus kita pelajari kenapa bangkrut. Kita musti lihat model bisnisnya seperti apa Sritex Grup itu. Apakah murni karena tekstil atau karena ada masalah-masalah yang lain,” sambungnya.
Sebagai tambahan informasi, badai PHK tengah menghantui industri tekstil. Sepanjang tahun 2024, disebut-sebut ada 10 perusahaan tekstil Tanah Air tercatat telah melakukan PHK massal dan setidaknya ada 13.800 karyawan yang telah menjadi korban.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah membenarkan bahwa saat ini industri tekstil tengah dilanda ‘badai’. Menurutnya, kebanyakan dari perusahaan yang rentan terdampak ialah yang angka ekspornya menurun akibat gonjang-ganjing ekonomi global.