Jakarta, Lini Indonesia – Perusahaan Global Unilever dikabarkan bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3.200 karyawannya. Tak hanya itu, Kedepannya Unilever bakal mengurangi sepertiga dari seluruh posisi administratif di kawasan Eropa pada akhir 2025.
Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kembali pertumbuhan perusahaan barang konsumen besar tersebut. Perusahaan, yang pemegang sahamnya termasuk investor aktivis miliarder dan anggota dewan, Nelson Peltz, berusaha merampingkan manajemen bisnisnya.
CEO Hein Schumacher menyusun strategi pada Oktober untuk memulihkan kepercayaan investor setelah beberapa tahun terakhir mengalami kinerja yang kurang positif.
Unilever menginformasi para eksekutif seniornya pada Rabu (10/7/2024) bahwa sebanyak 3.200 pekerja di Eropa akan diberhentikan pada akhir 2025.
“Kami sekarang, dalam beberapa minggu ke depan, memulai proses konsultasi dengan karyawan yang mungkin terkena dampak perubahan yang diusulkan,” kata juru bicara Unilever dilansir VOA, Senin (15/7/2024).
Financial Times pertama kali melaporkan perincian rencana bisnis itu. Pengurangan karyawan tersebut merupakan bagian dari program produktivitas yang diumumkan pada Maret, yang mencakup sebanyak 7.500 pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Jumlah pekerjaan bersih (dari pengurangan itu-red) di Eropa antara sekarang dan akhir 2025 adalah berkisar antara 3.000 hingga 3.200 posisi,” Constantina Tribou, kepala sumber daya manusia, mengatakan selama panggilan video.