Ia berharap, penjualan tersebut dapat mengurangi beban utang dan beban operasional perseroan. Selain itu, perseroan juga akan mendorong mengembangkan kawasan lain yang dimilikinya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Jababeka T. Budianto Liman mengungkapkan, utang Jababeka terdiri dari obligasi dollar AS senilai 180 juta dollar AS dan pinjaman dari Bank Mandiri senilai 100 juta dollar AS.
Sedikit catatan, dua utang tersebut akan jatuh tempo pada 2027. Perseroan berharap dapat membayar utang sebelum jatuh tempo untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan dan melakukan pengembangan ke sektor lainnya.
Sebagai informasi, ekuitas Jababeka tercatat senilai Rp 6,9 triliun pada 2023. Adapun utang perusahaan tercatat senilai Rp 4,4 triliun pada periode yang sama.