Jakarta, Limi Indonesia – Seperti sudah diprediksi sebelumnya, nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Pada penutupan perdagangan Jumat (26/7/2024), menurut Bloomberg, rupiah turun 0,32 persen (51 poin) menjadi Rp16.301 per dolar AS.
Dolar kembali menguat setelah rilis angka pertumbuhan ekonomi (PDB) AS pada kuartal II 2024. Pertumbuhan ekonomi yang menguat dibandingkan kuartal sebelumnya menimbulkan sentimen positif bagi dolar AS.
Selanjutnya, pasar menunggu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS. “Angka inflasi tersebut menjadi alasan The Fed untuk menentukan pemangkasan suku bunga,” kata analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi.
Dari dalam negeri, perkembangan utang luar negeri Indonesia masih menjadi perhatian pelaku pasar. Posisi utang luar negeri pemerintah pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp6.634 triliun, naik 1,8 persen secara tahunan.
Secara khusus, Ibrahim mencermati utang luar negeri Indonesia terhadap Tiongkok yang meningkat secara tahunan maupun bulanan. Kenaikannya masing-masing mencapai 14,28 persen secara tahunan dan 4 persen secara bulanan.
“Meski membengkak, struktur utang luar negeri Indonesia hingga Mei 2024 dinilai masih sehat,” ujarnya. Ini tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap PDB yang sebesar 29,8 persen.
Selain itu, utang luar negeri Indonesia didominasi oleh yangg bersifat jangka panjang. Persentasenya bahkan 85,9 persen dari total utang luar negeri. (*)