Jakarta, Lini Indonesia – Sudah satu tahun agresi Israel di Jalur Gaza berlangsung sejak dimulai pada 7 Oktober 2023. Konflik ini telah menimbulkan dampak yang sangat besar, dengan korban jiwa dan kerusakan yang luas.
Menurut laporan dari Anadolu Agency, serangan Israel terhadap Palestina menjadi salah satu konflik paling menghancurkan di abad ini dan menorehkan sejarah sebagai perang paling mematikan bagi rakyat Palestina.
Dalam setahun terakhir, korban jiwa akibat agresi ini telah mencapai 41.870 orang, dengan lebih dari 97.000 orang terluka, dan 11.000 lainnya masih hilang.
Pemerintah Israel juga melaporkan bahwa 101 orang masih disandera oleh kelompok Hamas, dengan 31 di antaranya diyakini telah meninggal dunia.
Kerusakan fisik di Gaza sangat parah, dengan ratusan fasilitas pendidikan yang rusak atau hancur. Sebanyak 456 sekolah, universitas, dan gedung pendidikan lainnya turut menjadi sasaran.
Lebih dari 10.000 anak dan ratusan guru serta staf pendidikan tewas, sementara ribuan lainnya terluka.
Gangguan terhadap sistem pendidikan sangat terasa, dengan lebih dari 700.000 siswa terhambat proses belajar mengajar, termasuk 45.000 anak usia enam tahun yang kehilangan kesempatan pertama untuk bersekolah.
Selain itu, sebanyak 297.000 unit rumah mengalami kerusakan, dan 87.000 rumah dilaporkan hancur total, menambah penderitaan yang luar biasa bagi warga Gaza di tengah konflik yang berkepanjangan.(NA)