Sidoarjo, Lini Indonesia – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sidoarjo melakukan studi banding ke Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Badung Provinsi Bali, Jumat (22/11/2024).
Dalam studi banding ini, anggota PWI Sidoarjo belajar mengenai pengelolaan Badung Command Center (BCC) yang dikelola Diskominfo Kabupaten Badung, dalam upaya memperkuat keterbukaan informasi publik kepada masyarakat.
Selain itu, kunjungan studi banding ini juga bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana pemerintah Kabupaten Badung memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola komunikasi publik, serta sistem yang diterapkan dalam memberikan informasi yang akurat dan cepat kepada masyarakat.
“Melalui studi banding ini, kami berharap dapat belajar banyak dari Diskominfo Kabupaten Badung terkait pengelolaan Command Center yang mereka miliki. Kami ingin memahami lebih dalam bagaimana sistem tersebut berfungsi untuk mempermudah penyampaian informasi yang penting bagi masyarakat, terutama dalam situasi darurat dan kejadian-kejadian penting lainnya,” kata Ketua PWI Sidoarjo, Mustain.
Selama kunjungan, rombongan PWI Sidoarjo yang didampingi pejabat Diskominfo Sidoarjo, total berjumlah 40 orang, mendapatkan sambutan hangat dan penjelasan langsung dari Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Diskominfo Kabupaten Badung, I Made Adi Parwata, S.H.,M.A.P mengenai sistem komunikasi yang diterapkan di BCC.
Menurut I Made Adi Parwata, menyatakan betapa pentingnya integrasi antara teknologi dan sumber daya manusia untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan selalu tepat waktu dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
“Command Center kami berfungsi sebagai pusat kendali informasi yang mengintegrasikan berbagai kanal komunikasi. Baik itu peran pers, media sosial, website, hingga pesan langsung kepada masyarakat. Sistem ini memudahkan kami untuk menyebarkan informasi secara efektif dan efisien,” beber I Made Adi Parwata.
Dalam studi banding bertema “Meningkatkan Peran PWI Kabupaten Sidoarjo dalam Pengelolaan Keterbukaan Informasi Publik” ini, rombongan PWI Sidoarjo
diberi kesempatan untuk mengamati langsung jalannya operasional BCC yang dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, seperti monitor super lebar yang menampilkan data real-time dan sistem pengolahan data yang terhubung langsung dengan berbagai lokasi yang sudah terpasang CCTV.
“Total ada sekitar 647 CCTV yang sudah terpasang di berbagai titik. Seperti di Kecamatan Kuta ada sekitar 100-an CCTV, kecamatan Kuta Utara sebanyak 63 CCTV dan sekitar 70 an CCTV yang ada di RS, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Melalui studi banding ini, PWI Sidoarjo berharap dapat memberikan masukan dan rekomendasi mengenai sistem pengelolaan informasi dan keterbukaan informasi publik kepada Pemkab Sidoarjo.
PWI Sidoarjo juga berharap dapat membangun sinergi yang lebih baik antara wartawan dan pemerintah daerah dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami sangat terinspirasi oleh apa yang kami amati dan pelajari di sini (Badung Command Center, red) dan berharap dapat membawa konsep yang serupa ke Sidoarjo tentunya dengan penyesuaian yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah kami,” harap Mustain.
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan dapat memperkuat peran media dalam meningkatkan kualitas dan keterbukaan informasi publik kepada masyarakat, serta menjadi langkah awal untuk lebih mempererat hubungan antara media dan pemerintah dalam hal komunikasi dan informasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sidoarjo, Muhammad Wildan, yang mendampingi Studi Banding PWI Sidoarjo ini, mengatakan kunjungan kerja kali ini menjadi penting bagaimana Diskominfo Badung telah berhasil menyelaraskan wartawan dan pemerintah daerah dalam satu wadah dan pemahaman yang sama.
“Kami sangat mengapresiasi sambutan dari Diskominfo Badung dan pemaparan terkait beberapa program kerja dan Command Center-nya. Saya rasa hal ini membuka dan menambah wawasan bahwa pengelolaan komunikasi publik menjadi hal penting untuk dikuatkan agar masyarakat memperoleh manfaatnya,” ujar Wildan.
Menurutnya, tak kalah penting lagi jika komunikasi antara media dan Diskominfo dapat terjalin dengan sempurna, ruang-ruang komunikasi publik akan dipenuhi informasi, konten-konten, dan diskusi yang cerdas, santun dan beretika.
Selain itu, katanya, dari kunjungan dan koordinasi pengelola kanal publik, juga memberi pemahaman bagi media center daerah yang belum berkontribusi tata cara, teknik dan aturan untuk lebih meningkatkan lagi interaksi dengan masyarakat secara langsung baik melalui digital ataupun konvensional.
“Sekali lagi kami tegaskan studi banding ini bukan ajang membandingkan antar Sidoarjo dan Badung. Mari kita sepakati dan pahami bersama untuk pengembangan dan perbaikan dalam pengelolaan informasi dan keterbukaan informasi publik,” pungkas Wildan.