Pemalang, Lini Indonesia – Pasangan suami istri asal Desa Pelutan, Pemalang, Suratmo (56) dan Sutijah (59) tengah menghadapi keresahan setelah perjuangan mereka untuk mendapatkan kembali uang senilai Rp 900 juta gagal.
Uang tersebut adalah hasil penjualan sawah yang mereka gunakan untuk membiayai janji seorang oknum anggota Polres Pemalang yang menjanjikan dua anak mereka bisa diterima menjadi polisi. Namun, harapan tersebut tak terwujud, dan uang yang hampir mencapai Rp 1 miliar itu hilang begitu saja.
Cerita bermula ketika Suratmo bertemu dengan seorang pria berinisial WH saat mengantar bambu menggunakan becak. WH yang kemudian terungkap adalah ayah dari anggota Polres Pemalang inisial WT. Dalam pertemuan tersebut, Suratmo menceritakan tentang anak-anaknya yang gagal masuk Polri.
WH kemudian menawarkan bantuan dengan syarat membayar sejumlah uang untuk biaya proses tersebut. Suratmo diminta untuk menjual sawah warisan seluas 2.600 meter persegi untuk memenuhi biaya tersebut.
“Saya tanya, ‘Pak anak saya pengin jadi polisi’. Terus ditanya, lha sampeyan anake pingin jadi polisi punyanya apa? Sawah, pekarangan, dijual untuk ongkos biar uripe seneng (hidupnya bahagia),” ujarnya Kamis (2/1/2025).
Setelah menjual sawahnya seharga lebih dari Rp 1 miliar, Suratmo dan Sutijah sepakat untuk memberikan uang tersebut secara bertahap kepada WT. Uang tersebut diserahkan dalam beberapa kali transaksi, dimulai dari Rp 75 juta, lalu Rp 275 juta, Rp 500 juta melalui transfer, dan terakhir Rp 50 juta.
Namun, meski hampir Rp 1 miliar telah diserahkan, kedua anak Suratmo gagal menjadi anggota Polri. Salah satu anaknya bahkan gagal di seleksi administrasi, sementara yang lainnya gagal di Semarang.
“Ya sudah ada surat perjanjiannya, kalau tidak diterima uang semuanya kembali. Ada hitam di atas putihnya, bermaterai perjanjiannya. Tapi sampai sekarang uang tidak kembali,” ucap Suratmo dengan penuh kekecewaan.
Suratmo menambahkan bahwa dirinya sudah berusaha keras untuk mendapatkan kembali uang tersebut.
“Tulung Pak Presiden, Pak Kapolri, Mabes, saya sudah empat tahun bolak-balik ke Polres Pemalang hasilnya seperti ini, belum ada kepastian Pak Presiden, Pak Kapolri. Bagaimana biar uang saya kembali, saya pernah di Polres dan Polda (aduan),” katanya dengan mata berkaca-kaca.