Dalam pernyataan lainnya, wanita tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang menguasai warisan di Indonesia. Ia menyebut bahwa kelompok Sembilan Naga lebih diutamakan dibandingkan anak bangsa asli.
“Yang mendapatkan warisan justru kelompok Sembilan Naga, bukan pribumi. Perjanjian yang dilakukan oleh Hans Sanjaya atas nama Pangeran Kuning, keturunan Sunan Gunung Jati, juga meminta warisan kepada saya,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya enggan memberikan tanda tangan untuk pihak tertentu, termasuk Presiden Joko Widodo, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta Presiden China Xi Jinping. Alasannya, menurutnya, mereka tidak mematuhi aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan telah mencetak uang baru tanpa izin darinya.
“Saya tidak mau tanda tangan urusan dengan Xi Jinping, Jokowi, dan SBY karena mereka tidak mengikuti aturan PBB. Mereka sudah mengambil uang dan mencetak uang baru, lalu meminta tanda tangan saya,” tambahnya.
Wanita yang mengaku sebagai “Ratu Sedunia” itu juga mengklaim telah menyelesaikan masalah di berbagai negara sebelum kembali ke Indonesia. Namun, ia menyoroti masih adanya persoalan besar di Amerika Serikat dan Indonesia terkait pencetakan uang yang menurutnya telah melebihi batas.
“Saya sudah menyempurnakan kondisi di banyak belahan dunia sebelum kembali ke Indonesia. Namun, Amerika Serikat telah mencetak uang dalam jumlah berlebihan,” pungkasnya.
