Dalam dokumen resmi yang dirilis Gedung Putih, disebutkan bahwa kebijakan ini adalah tanggapan atas apa yang mereka anggap sebagai tindakan tidak adil dari pihak Beijing.
Situasi ini menunjukkan eskalasi baru dalam konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia. Sejauh ini belum ada tanda-tanda penurunan tensi, meskipun kedua belah pihak menyatakan terbuka untuk dialog, dengan syarat masing-masing. (nn)