Jakarta, Lini Indonesia – Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan akan memberikan santunan sebesar Rp50 juta kepada setiap kepala keluarga korban ledakan amunisi di Cibalong, Garut. Selain bantuan tunai, Pemprov juga menjamin biaya pendidikan anak-anak korban hingga jenjang perguruan tinggi.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan langsung komitmen tersebut saat mengunjungi keluarga korban di RSUD Pameungpeuk, Garut. Ia juga meminta Bupati Garut untuk segera mendata seluruh keluarga yang terdampak, termasuk anak-anak yang nantinya akan mendapatkan hak pendidikan yang layak.
“Pemerintah akan memberikan santunan sebesar Rp50 juta untuk setiap keluarga korban. Anak-anaknya pun akan kami tanggung pendidikannya sampai ke perguruan tinggi,” ujar Dedi Mulyadi, Senin (12/5/2025).
Salah satu perwakilan keluarga korban, Farid, menyampaikan apresiasinya atas perhatian yang diberikan pemerintah. Ia menyebut santunan dan jaminan pendidikan ini sangat berarti bagi keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya dalam peristiwa tersebut.
“Selain uang santunan, pemerintah juga akan menyekolahkan anak-anak korban sampai kuliah. Kami sangat berterima kasih,” ujar Farid dikutip dari Liputan6.
Tragedi ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa di kawasan pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, pada Senin (12/5/2025). Insiden tersebut menyebabkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa ledakan terjadi tiba-tiba dari dalam lubang pemusnahan, menewaskan para korban di lokasi.
Empat prajurit yang gugur di antaranya adalah Kolonel Cpl Antonius Hirmawan dan Mayor Cpl Anda Rohanda yang bertugas di Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD.
Hingga kini, proses evakuasi dan penanganan pasca-ledakan masih berlangsung, dan pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan TNI untuk menangani dampak dari peristiwa tragis tersebut.(*)
