Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Yaman Dirudal Israel di Bandara Sanaa

Jakarta, Lini Indonesia – Sebuah pesawat milik maskapai nasional Yaman, Yemenia Airways, yang tengah bersiap mengangkut jemaah haji ke Makkah, dihancurkan oleh serangan rudal Israel di Bandara Sanaa pada Rabu, 28 Mei 2025. Serangan tersebut menyebabkan pesawat terbakar hebat dan mengakibatkan puluhan jemaah haji gagal berangkat.

Dilaporkan oleh AFP dan dikutip detikNews, pesawat itu merupakan armada terakhir yang masih beroperasi di tengah konflik bersenjata yang terus memanas di wilayah tersebut. Asap tebal terlihat membubung dari badan pesawat yang hangus, sebagaimana terlihat dalam video yang dibagikan Direktur Bandara Sanaa, Khaled al-Shaief, di platform X (Twitter).

Read More

Yemenia Airways mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut dijadwalkan mengangkut rombongan jemaah haji tahunan menuju Tanah Suci. Namun, serangan mendadak tersebut memaksa mereka membatalkan keberangkatan, membuat para calon haji kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi kecewa dan ketakutan.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, membenarkan bahwa serangan udara dilancarkan oleh jet-jet tempur Israel ke fasilitas yang diklaim sebagai “target teroris” Houthi di Bandara Sanaa. Ia menyebut bahwa serangan itu merupakan respons atas peluncuran dua proyektil oleh kelompok Houthi ke wilayah Israel sehari sebelumnya.

“Jet-jet tempur Angkatan Udara baru saja menyerang target-target teror organisasi teroris Houthi di Bandara Sanaa dan menghancurkan pesawat terakhir yang tersisa,” ujar Katz, seperti dikutip pada Jumat (30/5/2025).

Bandara Sanaa sendiri baru kembali dibuka untuk penerbangan komersial terbatas pada 17 Mei lalu, setelah sebelumnya lumpuh akibat rentetan serangan. Kelompok Houthi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 11 hari sebelumnya, enam pesawat sudah lebih dulu dihancurkan dalam serangan Israel.

Ketegangan antara Israel dan Houthi meningkat sejak November 2023, ketika kelompok pemberontak itu mulai menyerang jalur pengiriman di Teluk Aden dan Laut Merah. Eskalasi tersebut merupakan imbas dari perang antara Israel dan Hamas, yang kemudian melibatkan serangan udara besar-besaran oleh Inggris dan Amerika Serikat terhadap posisi Houthi di Yaman sejak awal 2024.

Meskipun gencatan senjata sempat tercapai pada awal Mei 2025, serangan saling balas terus berlangsung. Houthi masih menargetkan wilayah Israel, termasuk Bandara Ben Gurion, yang memicu ancaman langsung dari Tel Aviv untuk menyerang kepemimpinan Houthi.

Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, menyampaikan keprihatinan atas situasi ini. Ia memperingatkan bahwa ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Houthi hanya akan memperparah krisis kemanusiaan yang telah lama melanda Yaman dan kawasan sekitarnya.(*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *