Sidoarjo, Lini Indonesia – Upaya evakuasi korban reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny terus menghadapi tantangan berat. Setelah berjibaku dengan timbunan balok beton, tim SAR gabungan kini harus berhadapan dengan masalah baru: bau menyengat yang mulai muncul dari puing-puing, mengganggu kenyamanan petugas yang bekerja siang dan malam.
Menanggapi masalah lingkungan yang mendesak ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo segera turun tangan. DLHK berhasil meracik dan mengaplikasikan cairan penetral bau berbahan organik yang diciptakan melalui inovasi lokal.
Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig, menjelaskan bahwa formula anti-bau ini dibuat dari bahan-bahan alami.
“Formula ini dibuat dari fermentasi buah-buahan, rempah, dan katalis organik. Cairan ini ramah lingkungan dan bekerja dengan meredam bau melalui proses oksidasi material organik,” jelas Amig pada Sabtu (4/10/2025).
Amig mengungkapkan, cairan penetral bau tersebut diracik secara darurat hanya dalam waktu dua hari terakhir dan langsung diuji coba di area terdampak. Hasilnya terbukti cukup efektif, memberikan angin segar bagi tim evakuasi.
Petugas DLHK di lapangan, Mamad, melaporkan bahwa efektivitas penetralisir bau tersebut sangat cepat. “Dalam hitungan menit setelah disemprot, baunya langsung berkurang. Teman-teman di lapangan juga merasa lebih nyaman,” ujar Amig, mengutip laporan dari anggotanya.
Penyemprotan formula organik ini dilakukan secara intensif dari pagi hingga sore hari. Berkat pengerahan alat berat sebelumnya yang membuat area reruntuhan semakin bersih, petugas DLHK kini lebih leluasa bergerak, memungkinkan penyemprotan dilakukan secara maksimal.
“Alhamdulillah, pagi ini penyemprotan jauh lebih maksimal dibanding kemarin. Bau menyengat berkurang signifikan,” tutup Amig, memastikan DLHK akan terus mendukung operasi evakuasi dengan menjaga lingkungan kerja tim agar tetap nyaman hingga seluruh korban ditemukan. (Yoga)
