Warga Suko Perbaiki Drainase Tanpa Pemdes


Sidoarjo, Lini Indonesia – Sikap abai Pemerintah Desa (Pemdes) Suko, Kecamatan Sidoarjo, Jawa Timur, terhadap persoalan drainase tersumbat memaksa warga turun tangan sendiri.

Tanpa satu pun aparatur desa hadir, warga RT 25 RW 07 Dusun Sungon melakukan kerja bakti memperbaiki saluran air yang sudah lama dikeluhkan. Kondisi ini memunculkan kritik tajam terkait lemahnya respons pelayanan publik di tingkat desa.

‎Budi, warga setempat, menyampaikan bahwa masalah tersebut sejatinya sudah dilaporkan resmi melalui kanal pengaduan Kabupaten 122. Laporan kemudian diteruskan ke Kecamatan dan akhirnya sampai ke Pemdes Suko. Namun tindak lanjut dari pihak desa justru tak terlihat.

‎“Setelah dicek, penyumbatan bukan karena limbah pedagang seperti dugaan awal, tapi karena reruntuhan bangunan dan pendangkalan lumpur. Ini jelas masalah teknis yang seharusnya jadi perhatian Pemdes,” ujar Budi, Minggu (23/11/2025).

‎Budi menambahkan, pihak Kecamatan sebenarnya telah menegur Pemdes dan meminta agar dilakukan kerja bakti bersama. Bahkan Kepala Dusun diminta berdialog dengan warga untuk menentukan jadwal.

‎“Kasun sudah rapat dengan warga dan sepakat kerja bakti hari ini. Tapi sampai siang tidak ada satu pun aparatur desa yang muncul. Padahal Kades bilang ke saya akan datang. Ini membuat warga bertanya: seberapa serius Pemdes mengurus kebutuhan dasar warganya?” tegasnya.

‎Ketua RT 25 RW 07, Sucipto, menyebut ketidakhadiran Pemdes bukan lagi sekadar kelalaian, tetapi bukti nyata minimnya komitmen dalam pelayanan publik.

‎“Warga swadaya memperbaiki saluran air yang semestinya jadi kewajiban Pemdes. Kami seperti dianaktirikan. Kasun sendiri yang bilang akan ikut kerja bakti, tapi buktinya tidak ada,” ujarnya.

‎Dalam konteks pelayanan publik, menurut Sucipto, ketidakhadiran Pemdes dapat berpotensi memperburuk kondisi lingkungan, termasuk risiko banjir akibat saluran yang tersumbat.

‎“Kalau sampai terjadi banjir, siapa yang bertanggung jawab? Warga sudah berusaha mengantisipasi, tapi pemerintah desanya malah tidak hadir,” tambahnya.

‎Sementara itu, Kepala Desa Suko, Sabari, saat dikonfirmasi, hanya memberikan jawaban singkat melalui WhatsApp.

‎“Masih ada acara persiapan musdessus,” tulisnya tanpa penjelasan tambahan.

‎Sikap irit respons Pemdes ini menimbulkan sorotan, mengingat urusan drainase merupakan kebutuhan dasar dan krusial terutama memasuki musim hujan. Di banyak daerah, persoalan kecil seperti sumbatan selokan bisa berkembang menjadi masalah besar ketika pemerintah lokal lamban bertindak.

‎Hingga sore hari, warga masih mengerjakan perbaikan saluran secara mandiri. Mereka berharap perhatian Pemdes tidak hanya muncul ketika agenda seremonial, tetapi juga dalam menyelesaikan masalah lingkungan yang langsung berdampak pada keselamatan dan kenyamanan warga.(*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *