Surabaya, Lini Indonesia – Di saat Sumatra Barat masih berjuang pulih dari banjir dan longsor yang melanda beberapa hari terakhir, bencana lain kembali muncul.
Gunung Marapi di Sumbar kembali erupsi pada Selasa siang, sekitar pukul 10.34 WIB, memuntahkan abu vulkanik yang terbawa angin hingga ke sejumlah kawasan pemukiman di Kabupaten Agam.
Warga di Nagari Sungai Angek, Baso, melaporkan abu pekat mulai jatuh sejak siang.
“Abu letusan sudah sampai ke sini, jarak pandang berkurang dan desa mengimbau warga memakai masker,” ujar Amril, salah satu warga setempat dikutip dari Antara.
Di Kecamatan Canduang, kondisi serupa terjadi. Kendaraan warga tertutup abu halus yang terbawa angin.
Pusat Pos Pengamatan Gunung Api mencatat erupsi ini memiliki amplitudo maksimum 30,3 mm dengan durasi sekitar 51 detik. Namun, kolom abu tidak dapat diamati secara visual karena tertutup kabut.
Meski begitu, status Gunung Marapi tetap berada di Level II (Waspada). Petugas meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah.
Peringatan juga diberikan kepada warga yang tinggal di lembah serta daerah sepanjang sungai yang berhulu di Marapi. Potensi lahar dan banjir lahar meningkat di musim hujan, terutama dengan material vulkanik yang kini kembali menyelimuti lereng gunung.
“Saat terjadi hujan abu, warga wajib memakai masker untuk mencegah gangguan pernapasan,” kata petugas PGA, Ahmad Rifandi.
Di tengah upaya masyarakat dan relawan menangani dampak banjir serta longsor yang belum sepenuhnya tertangani, erupsi Marapi menambah berat beban warga Sumatra Barat.
Bencana beruntun ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan harus terus dijaga, terlebih memasuki puncak musim hujan.(*)







