‎Anugerah PNF 2025 Apresiasi Para Pelopor

Sidoarjo, Lini Indonesia – Puncak Penganugerahan Pendidikan Non-Formal (PNF) 2025 yang digelar di Hotel Aston Sidoarjo, Sabtu (6/12/2025) malam, menjadi momentum penting bagi penguatan ekosistem pendidikan non-formal di Kabupaten Sidoarjo.

Acara yang dihadiri ratusan pegiat PNF dari berbagai lembaga itu memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang dinilai berperan besar dalam memajukan pendidikan non-formal, termasuk Ketua DPRD Sidoarjo H. Abdilah Nasih, S.M, yang menerima penghargaan Tokoh Pelopor PNF 2025.

‎Dalam sambutannya, Abdilah Nasih menegaskan bahwa pendidikan non-formal kini bukan lagi dipandang sebagai jalur alternatif, melainkan kebutuhan nyata masyarakat di tengah dinamika perkembangan zaman dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.

‎“Syukur, kami selalu berupaya memberikan dukungan berupa regulasi, fasilitas, hingga pendanaan bagi para instruktur PKBM, LKP, serta lembaga-lembaga yang menjalankan pendidikan non-formal,” ujarnya saat menerima penghargaan.

‎Ia menekankan pentingnya sinergi yang kuat antara pelaksana pendidikan non-formal dan pemerintah daerah, khususnya DPRD, agar proses peningkatan kualitas lembaga PNF berjalan berkelanjutan.

‎“Ke depannya, mari lebih intens berkoordinasi dengan DPRD supaya kami dapat memahami kebutuhan PKBM maupun lembaga lainnya,” tegasnya.
‎“Tanpa komunikasi, kami akan kesulitan mengetahui apa yang benar-benar dibutuhkan. Pemerintah harus hadir, dan DPRD siap memberi dukungan yang tepat.”

‎Menurut Nasih, berkembangnya minat masyarakat terhadap pendidikan non-formal merupakan bukti bahwa jalur ini mampu menjawab kebutuhan keterampilan praktis yang dibutuhkan dunia kerja maupun pengembangan diri.

‎“Masyarakat mulai terbuka. Ketertarikan mereka terhadap pendidikan non-formal bukan semata perubahan cara pandang, tetapi karena adanya kebutuhan nyata,” jelasnya.

‎Ia menuturkan bahwa kursus dan pelatihan kini memberikan peluang bagi warga untuk memperoleh keterampilan khusus yang tidak selalu tersedia dalam pendidikan formal.

‎“Pelatihan dapat disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan setiap orang, sehingga lebih siap digunakan untuk dunia kerja dan berbagai keperluan lainnya,” tambahnya.
‎“Karena itu, PKBM dan lembaga pendidikan non-formal menjadi alternatif sekaligus pelengkap pendidikan formal.”

‎Penghargaan Tokoh Pelopor PNF 2025 yang diterimanya, kata Nasih, bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi juga dorongan moral agar ia terus memperjuangkan penguatan pendidikan non-formal di tingkat kebijakan.

‎Selain menyampaikan rasa terima kasih, ia juga memberikan penghargaan tinggi kepada seluruh penggerak PNF yang selama ini bekerja tanpa banyak sorotan publik.

‎“Saya benar-benar menghargai keberadaan pendidikan non-formal di Sidoarjo. Tanpa dedikasi tutor, pengelola, dan relawan, PNF tidak akan berkembang seperti saat ini,” ungkapnya.

‎Menutup sambutannya, Nasih menegaskan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat harus memberi ruang yang lebih besar bagi perkembangan PNF di masa mendatang.

‎“PKBM layak memperoleh penghargaan sebesar-besarnya. Pemerintah perlu terlibat secara nyata, dan masyarakat pun harus ikut memberikan dukungan,” tutupnya.

‎Acara Penganugerahan PNF 2025 tersebut menjadi simbol komitmen kolektif berbagai pihak dalam menguatkan pendidikan non-formal sebagai salah satu pilar pembangunan sumber daya manusia yang adaptif, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan masa kini.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *