‎Sengketa Makam Istana Mentari Menunggu Suara Warga‎

‎Ia juga mengungkapkan bahwa izin perizinan dilakukan tanpa menyampaikan kondisi riil adanya jenazah.
‎Hal ini dibenarkan oleh Dinas KIMPRASWIL.

‎“RW meminta izin ke perizinan tanpa menyampaikan bahwa saat itu ada jenazah. Kalau kondisi sebenarnya disampaikan, pasti akan disarankan lebih hati-hati dan prosedural,” jelas perwakilan dinas.

‎Keluarga dan Developer Berseberangan
‎Dimitri, perwakilan keluarga almarhum, menyatakan pihaknya sudah beritikad baik sejak enam bulan lalu dengan niat membeli lahan untuk diwakafkan sebagai makam warga Istana mentari.

‎“Kami sudah komunikasi dengan warga Cemengkalang, akses lewat makam dibolehkan. Bahkan ada beberapa warga Istana mentari yang menyatakan setuju,” katanya.

‎Ia menambahkan, keluarga juga siap apabila suatu saat lahan tersebut dibangun rumah, sehingga posisi makam berada di dalam rumah almarhum.
‎Namun pihak developer melalui Citra menegaskan penolakan.

‎“Developer menolak tanah komersial tersebut dijual untuk makam,” ujarnya.

‎Citra menyebut adanya negosiasi yang melibatkan keluarga, tokoh masyarakat, dan takmir masjid, namun keputusan perusahaan tetap menolak alih fungsi lahan.

‎Menunggu Keputusan Mayoritas
‎Dengan keputusan Dinas, polemik ini kini bergantung pada hasil sosialisasi dan polling resmi kepada warga Perumahan Istana Mentari.

‎Hasil suara mayoritas akan menjadi penentu akhir: makam dipertahankan atau dibongkar. Pemerintah daerah berharap proses tersebut berjalan damai dan menjunjung tinggi asas musyawarah serta kepastian hukum.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *