Jakarta, Lini Indonesia – Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Senin (4/11/2024) dini hari, menyebabkan sejumlah korban jiwa dan kerusakan di beberapa desa.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepuluh orang dinyatakan meninggal dunia akibat erupsi tersebut. Tim SAR masih melakukan proses evakuasi untuk satu korban yang tertimpa reruntuhan.
Selain korban jiwa, letusan ini juga mengakibatkan ribuan warga terdampak di tujuh desa, dengan total 2.734 KK atau sekitar 10.295 jiwa terkena dampak.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga berdampak pada aktivitas transportasi udara di Pulau Flores. Empat bandara utama di wilayah tersebut terpaksa ditutup sementara, yaitu Bandara H Hasan Aroeboesman di Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka, dan Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka.
Penutupan ini dilakukan setelah maskapai Wings Air membatalkan sejumlah penerbangan ke lokasi-lokasi tersebut, mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh debu vulkanik terhadap keselamatan penerbangan.
Sebagai respons terhadap bencana ini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah menetapkan status tanggap darurat sejak 4 November hingga 31 Desember 2024.
Keputusan tersebut tercantum dalam Keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024. Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) sejak 3 November 2024, setelah terjadinya erupsi dengan kolom asap mencapai 1.500 hingga 2.000 meter pada 1 November lalu.
Pada periode 23 Oktober hingga 3 November, aktivitas gunung api ini tercatat cukup intensif, dengan gempa vulkanik dan kejadian banjir lahar di daerah Dulipali.
Seiring dengan peningkatan aktivitas vulkanik, pemerintah dan tim penyelamat terus bekerja keras untuk memberikan bantuan kepada korban dan melakukan pemantauan lebih lanjut terhadap perkembangan erupsi.(NA)