Jakarta, Lini Indonesia – Sebuah video penganiayaan yang melibatkan seorang calon dokter muda (koas) di Palembang baru-baru ini menghebohkan media sosial. Dalam video berdurasi 66 detik yang tersebar luas, tampak seorang pria berbaju merah sedang memukuli seorang dokter muda yang mengenakan seragam koas di sebuah kafe yang terletak di Jalan Demang, Palembang.
Kejadian tersebut terjadi pada hari Rabu, 11 Desember 2024, dan langsung menjadi perhatian publik setelah video tersebut viral. Korban dalam peristiwa penganiayaan ini diketahui bernama Lutfi, seorang mahasiswa Universitas Sriwijaya yang juga menjabat sebagai chief koas, atau ketua koas, di stase tempatnya bertugas.
Lutfi bertanggung jawab mengatur jadwal jaga bagi para koas, termasuk jadwal jaga malam yang menjadi sumber perselisihan dalam kejadian ini. Berdasarkan informasi yang beredar, jadwal yang disusun Lutfi telah disetujui oleh mayoritas teman-teman koas lainnya. Namun, salah satu koas, yaitu Lady Aurellia Pramesti, mengajukan protes terkait jadwal jaga malam yang ditetapkan oleh Lutfi.
Lady, yang diketahui berasal dari keluarga berpengaruh, disebut-sebut sebagai anak dari Dedy Mandarsyah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, dan ibunya, seorang pengusaha batik tenun ternama, Sri Meilina.
Lady merasa tidak puas dengan jadwal jaga malam yang telah disepakati, dan mengajukan keluhan tersebut kepada sang ibu. Peristiwa ini kemudian berkembang menjadi masalah yang lebih besar setelah ibunya meminta pihak universitas untuk memanggil Lutfi dan dua teman koas lainnya untuk memberikan klarifikasi terkait keluhan tersebut.
Namun, menurut informasi yang beredar, saat pemanggilan dilakukan, ketiga koas tersebut dianggap tidak memberikan respons yang memadai atau menyepelekan masalah yang disampaikan.
Hal inilah yang diduga memicu kemarahan pria berbaju merah yang hadir dalam situasi tersebut. Pria tersebut, yang diduga merupakan sopir dari Lady, kemudian meluapkan emosinya dengan melakukan pemukulan terhadap Lutfi di hadapan sejumlah orang di kafe tersebut.
Video penganiayaan ini dengan cepat tersebar di media sosial dan menjadi bahan perbincangan hangat. Banyak pihak mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pria tersebut, sementara beberapa netizen juga mempertanyakan proses komunikasi antara pihak koas dengan pihak keluarga Lady yang tampaknya tidak berjalan dengan baik.
Sejumlah pihak menilai bahwa tindakan kekerasan yang terjadi tidak hanya merugikan korban, tetapi juga mencoreng citra dunia medis dan pendidikan.
Pihak Universitas Sriwijaya, tempat Lutfi menempuh pendidikan, belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Namun, peristiwa tersebut semakin menarik perhatian publik terkait isu kekerasan dan penyelesaian konflik di lingkungan pendidikan. Banyak yang berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan pihak yang terlibat dapat segera diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.(NA)