Perseteruan Memanas: Harvard vs Pemerintahan Trump Soal Larangan Mahasiswa Asing

Jakarta, Lini Indonesia – Hubungan antara Universitas Harvard dan pemerintahan Presiden Donald Trump kian memanas menyusul kebijakan terbaru yang melarang kampus tersebut menerima mahasiswa asing.

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS, yang kini dipimpin oleh Kristi Noem, mengumumkan pencabutan sertifikasi program pertukaran mahasiswa internasional di Harvard.

Noem menuduh universitas bergengsi itu “mempromosikan kekerasan, antisemitisme, dan menjalin kerja sama dengan Partai Komunis China.”

Pemerintahan Trump juga mewajibkan mahasiswa asing yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Harvard untuk segera dipindahkan ke kampus lain. Bila tidak segera ditindaklanjuti, legalitas tinggal mereka di AS akan dicabut.

Pihak Harvard menanggapi kebijakan ini dengan keras. Dalam pernyataan resminya, universitas menegaskan bahwa langkah pemerintah melanggar hukum dan akan berdampak negatif tidak hanya bagi ribuan mahasiswa asing, tetapi juga terhadap reputasi internasional pendidikan tinggi AS. Harvard juga mengisyaratkan kemungkinan adanya gugatan hukum atas keputusan tersebut.

Perseteruan ini menjadi simbol dari ketegangan yang lebih luas antara pemerintahan Trump dan institusi-institusi pendidikan tinggi, khususnya kampus-kampus Ivy League yang selama ini dikenal vokal terhadap kebijakan pemerintah. Harvard, sebagai simbol pendidikan elite dan progresif, menjadi target utama dalam eskalasi ini.

“Ini bukan hanya soal visa atau data mahasiswa. Ini soal independensi akademik dan prinsip dasar pendidikan tinggi,” ungkap seorang pejabat Harvard yang tak disebutkan namanya kepada Reuters.

Trump sendiri telah berulang kali mengkritik kampus-kampus elite karena dianggap terlalu liberal dan tidak mendukung kebijakan nasionalis yang diusung pemerintahannya. Larangan ini dipandang sebagai bentuk tekanan politik terhadap institusi yang dianggap tidak sejalan dengan arah kebijakan Gedung Putih.

Sementara itu, komunitas akademik internasional mengecam langkah pemerintah AS dan memperingatkan bahwa tindakan ini bisa merusak posisi Amerika Serikat sebagai tujuan utama pendidikan global.

Harvard sendiri menyatakan akan terus memperjuangkan hak mahasiswa asing dan mempertahankan komitmennya terhadap keberagaman dan inklusi.(*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *