Denny JA Jadi Sorotan, Total Kekayaannya Capai 3,08 Triliun

Jakarta, Lini Indonesia – Nama Denny Januar Ali, atau yang lebih dikenal sebagai Denny JA, kembali menjadi sorotan publik. Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) itu tercatat memiliki kekayaan fantastis senilai Rp3,08 triliun.

Data itu berdasarkan laporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dipublikasikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 27 Agustus 2025.

Angka tersebut menempatkan Denny di jajaran elit pejabat negara dengan kekayaan pribadi terbesar di Indonesia. Ia menegaskan bahwa seluruh laporan disampaikan dengan jujur sesuai ketentuan hukum.

“Saya melaporkan kekayaan apa adanya sesuai permintaan undang-undang,” ujar Denny dalam keterangannya, Kamis (6/11).

Kewajiban melaporkan harta kekayaan bagi pejabat publik merupakan amanat UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta diatur lebih lanjut lewat Peraturan KPK Nomor 2 Tahun 2020.

Bagi Denny, mekanisme tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan bagian penting dari membangun kepercayaan masyarakat terhadap pejabat negara.

Denny JA dikenal luas melalui kiprahnya di dunia politik dan komunikasi publik. Ia mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan dikenal sebagai sosok yang berperan besar dalam kemenangan lima presiden RI secara beruntun. Kariernya yang panjang di bidang riset politik kini berlanjut ke peran strategis di sektor energi.

Publikasi kekayaannya oleh KPK sekaligus menjadi simbol bahwa transparansi bisa berjalan beriringan dengan kesuksesan dan tanggung jawab sosial.

Denny memandang keterbukaan sebagai bentuk kepemimpinan modern — bukan hanya memimpin perusahaan besar, tetapi juga menjadi teladan moral di ruang publik.

“Transparansi bukan sekadar memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga cara untuk memperkuat akuntabilitas dan menumbuhkan kepercayaan publik,” jelasnya.

Dengan kekayaan triliunan rupiah dan kesediaannya membuka data kepada publik, Denny JA memperlihatkan bahwa integritas dan keterbukaan masih dapat menjadi bagian utama dari kepemimpinan di Indonesia. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *