Kemudian ditindaklanjuti dengan lebih dulu mengamankan temuan arca tersebut. Arca tersbut dibawa ke rumah warga agar lebih aman. “Langsung kami tindaklanjuti, karena posisi juga sudah sore kami langsung mendatangkan Polisi Khusus kami. Kita minta diamankan karena posisi kemarin hanya tergeletak di pinggir jalan,” ujarnya.
Arca Ganesha yang ditemukan tersebut lantas diamankan oleh Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) Wilayah X. Arca dibawa ke lokasi penampungan benda cagar budaya terdekat.
“Yang pasti kami akan mengamankan dulu, ini kita amankan. Nah saat ini kami izin untuk diamankan lagi di salah satu terdekat,” ungkapnya. Terkait arca Ganesha tersebut berasal dari abad berapa, Wardiyah belum dapat memastikan. “Kalau abad berapa kita belum bisa ya, tapi berkembangnya Hindu klasik di Jawa Tengah dan DIY itu kan sekitar paling raya itu abad 8-10 Masehi. Tapi setelah itu atau sebelum itu kan juga bisa,” tuturnya.
Wardiyah mengungkapkan sudah berkomunikasi dengan pemilik tanah dan meminta izin proses pembangunan rumah untuk sementara dihentikan dahulu. “Kami minta hentikan sementara, ngobrol sama pemilik lahan, minta izin.
Kalau nanti ternyata tidak perlu ditindaklanjuti ya langsung kerja enggak masalah,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, Arca Ganesha ditemukan tukang bangunan di Dusun Sayidan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman pada Rabu (26/06/2024).
Arca Ganesha ini ditemukan saat menggali tanah untuk pondasi rumah. Salah satu tukang bangunan yang menemukan, Nur Sardjiman (65) mengatakan, arca itu ditemukan pada Rabu siang.
“Penemuanya hari Rabu jam 11 siang,” ujar Nur Sardjiman saat ditemui di lokasi, Jumat (28/06/2024).
Nur Sardjiman menceritakan, awalnya dia bersama beberapa rekan tukang bangunan mengali tanah untuk pondasi rumah.
Saat menggali tanah dengan kedalaman sekitar satu meter, dirinya melihat seperti batu.
“Posisinya itu tengkurep, sedang menggali di situ saya congkel saya kira batu. Saya congkel, saya kira batu biasa ternyata tangannya putus,” tandasnya.
Setelah mengetahui ada bentuk tangan, Nur Sardjiman kemudian dengan hati-hati mengali tanah di sekitarnya. Sebab dirinya penasaran dengan benda tersebut. Setelah digali ternyata patung dengan kepala gajah. “Ya saya lanjutin pengen tahu mukanya kayak apa? ternyata saya balik, kepala gajah,” tandasnya.(*)