Usai Bangunan Ambruk, Keluarga Korban Minta Pelaku Kelalaian Segera Diproses

Sidoarjo, Lini Indonesia – Duka mendalam menyelimuti keluarga korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada 29 September 2025.

Meski proses identifikasi korban masih berjalan, keluarga berharap pihak berwenang tidak menunda penyelidikan dan tetap menegakkan hukum atas peristiwa tersebut.

Read More

Fauzi, warga asal Madura yang kini menetap di Depok, merupakan salah satu pihak yang kehilangan anggota keluarga dalam tragedi itu. Ia menuturkan bahwa anaknya berhasil selamat, namun empat keponakannya meninggal dunia.

“Perasaan kami benar-benar hancur. Kehilangan ini sangat berat bagi keluarga,” ujar Fauzi di RS Bhayangkara Surabaya pada Selasa (7/10/2025).

Ia mempertanyakan mengapa kegiatan konstruksi di lantai atas masih berlangsung ketika para santri sedang melaksanakan salat di lantai bawah. Menurutnya, kondisi tersebut tidak seharusnya terjadi dan menimbulkan tanda tanya besar mengenai prosedur keselamatan di lokasi.

“Harus ada yang bertanggung jawab. Jika ditemukan unsur kelalaian, siapa pun pelakunya harus diproses secara hukum tanpa pandang bulu,” tegasnya.

Meski belum menempuh langkah hukum, Fauzi menegaskan bahwa keluarga mendukung penuh upaya aparat untuk menyelidiki peristiwa ini secara menyeluruh. Ia berharap penyelidikan dapat segera dilakukan tanpa menunggu seluruh jenazah teridentifikasi.

Diketahui, Fauzi adalah ayah dari Toharul Maulidi (16), santri kelas 3 SMP yang berhasil selamat dalam insiden tersebut. Sementara empat keponakannya menjadi korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan ponpes. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *