Tolak Program MBG, Sekolah Ini Pilih Cara Sendiri yang 10 Tahun Berjalan

Jakarta, Lini Indonesia – SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menolak bergabung dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tengah dijalankan pemerintah. Sekolah dasar ini memilih tetap mengoperasikan dapur sehat mandiri yang telah berfungsi dengan baik selama sekitar 10 tahun terakhir.

Kepala Sekolah, Sri Sayekti, menjelaskan bahwa sejak tahun 2015, sekolahnya telah mengelola kantin sehat yang secara rutin menyediakan makanan bergizi bagi siswa.

Ia menilai, pengalihan pengelolaan makan siang ke pihak luar melalui program MBG akan membawa perubahan besar dan berpotensi mengganggu sistem yang sudah stabil.

“Kami sudah terbiasa mengatur sendiri kebutuhan makan siswa. Kalau harus diserahkan ke SPPG, tentu dampaknya besar, termasuk bagi para pegawai dapur yang sudah lama bekerja,” ujar Sri.

Menurut Sri, selain mempertimbangkan kualitas layanan, sekolah juga memperhatikan nasib para pegawai dapur yang telah mengabdi lebih dari satu dekade. Jika pengelolaan makanan diambil alih oleh pihak SPPG, maka para pegawai tersebut terancam kehilangan pekerjaan.

“Kami perlu menyiapkan mereka secara mental, karena bila dapur diambil alih, mereka mungkin harus meninggalkan SD Muhammadiyah 1,” lanjutnya.

Sri menceritakan bahwa permintaan untuk bergabung dengan program MBG muncul setelah Pemerintah Kota Surakarta menetapkan sekolahnya sebagai bagian dari wilayah kelolaan salah satu SPPG.

Tim dari SPPG bahkan sudah sempat melakukan pendataan jumlah siswa. Namun, Sri mengajukan permohonan agar sekolah diberikan kesempatan untuk tetap mengelola sendiri program makan siang.

Related posts