Garda Metal Tegaskan Aksi Damai Tanpa Anarkis

Sidoarjo,LiniIndonesia – Di tengah tantangan ekonomi global yang berdampak pada Indonesia, khususnya Jawa Timur, Garda Metal FSPMI menegaskan sikapnya untuk tetap konsisten dalam perjuangan buruh melalui jalur lobi dan aksi damai. Organisasi ini menekankan pentingnya menjaga kondusivitas agar aksi-aksi buruh tidak disusupi tindakan anarkis.

Koordinator Wilayah Garda Metal FSPMI Jawa Timur, Suyatno, menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah yang berpihak pada buruh dan rakyat kecil. Namun ia menegaskan, setiap gerakan massa harus berjalan damai demi mendukung terciptanya Indonesia yang aman.

Read More

“Kami Garda Metal FSPMI mendukung penuh program pemerintah yang berpihak kepada buruh dan rakyat kecil. Tetapi bila aksi diperlukan, kami akan melakukannya dengan damai. Tidak boleh ada tindakan anarkis,” ujar Suyatno saat ditemui di Sidoarjo, Kamis (25/9/2025).

Menurutnya, seluruh anggota Garda Metal telah diinstruksikan agar bertindak disiplin. “Saya tekankan, kawan-kawan buruh harus mengawasi jalannya aksi agar tidak keluar dari aturan. Kita adalah buruh terdidik, cerdas, dan militan. Bukan pelaku anarkis yang merusak hukum dan tatanan,” ucapnya.

Suyatno menambahkan, buruh harus menjadi kekuatan konstruktif dalam menjaga stabilitas nasional. “Aksi anarkis hanya memperburuk situasi dan merugikan semua pihak. Dengan cara damai, perjuangan buruh bisa berjalan seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu, pengamat ketenagakerjaan dari Institute Labour Studies, Arif Wicaksono, menilai imbauan Garda Metal penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap gerakan buruh. “Buruh memiliki posisi strategis dalam demokrasi, namun aksi anarkis justru melemahkan posisi tawar mereka. Dengan memilih jalur damai, buruh bisa menjadi mitra konstruktif bagi pemerintah dan masyarakat,” jelas Arif.

Menurut Arif, situasi ekonomi global menuntut semua pihak menjaga stabilitas nasional. “Ketika buruh menunjukkan kedewasaan dalam berjuang, dampaknya tidak hanya pada kebijakan upah atau kesejahteraan, tetapi juga pada citra Indonesia sebagai negara yang stabil di mata investor,” ujarnya.(jn)

Related posts