Kecewa ! Klinik V Tidak Bertanggungjawab Hilangnya Rexi Kucing Piaraan

Rexi Kucing Peliharaan Ningrum (foto dokumen pribadi )

Sidoarjo, liniindonesia.com – Pemilik hewan piaraan Ningrum (43th) warga Dusun Guyangan Desa Wonomlati Kecamatan Krembung, Sidoarjo, kecewa, dengan pelayanan klinik hewan V. Yang menyebabkan kucingnya hilang.

Sekitar awal Februari (2/2/2021) ia memeriksakan hewan piaraannya di klinik V yang bertempat di perum Mutiara citra Asri, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

Bacaan Lainnya

Kucing yang bernama Rexi tersebut sempat rawat inap di klinik hewan itu, karena di diagnosa terkena virus Panleukopenia, Panleukopenia adalah infeksi virus yang menyerang kucing, baik kucing liar maupun peliharaan.

Penyakit ini disebabkan oleh parvovirus kucing yang merupakan kerabat dekat parvovirus anjing tipe 2 dan enteritis cerpelai. Penyakit ini sangat menular dan dapat membunuh kucing yang terinfeksi.

Di pertengahan bulan Februari, Sempat di nyatakan sembuh oleh pemilik klinik, dokter (AH), namun, setelah di tanya oleh pemilik hewan piaraan ( Ningrum-red) kalau sudah sembuh saya ambilnya dokter, namun, dokter hewan tersebut selalu berkelit.

“Entah maksudnya apa, dokter klinik hewan itu ? Pernah kasih kabar ke saya bahwa rexi (nama kucing-red) sudah sembuh, tapi setelah saya datangi ke tempat prakteknya, kucing saya tidak ada,”keluh Ningrum, wanita paruh baya yang punya 20 puluh kucing di rumahnya itu.

“Bahkan selama kucing saya di rawat di kliniknya, belum pernah ngasih info ke saya, tentang perkembangan kucing saya, mesti saya yang tanya duluan,” lanjutnya.

Kini rexi (nama kucing) lenyap entah kemana ? pemiliknya pun sudah mencari tanpa hasil. Klinik V tempatnya rawat inap pihaknya buka tangan alias tidak bertanggungjawab.

Sementara itu, pemilik klinik drh. AH saat di minta pertanggungjawaban atas hilangnya rexi (nama kucing) oleh si pemilik kucing tidak ada itikad baik untuk mengembalikan pada pemiliknya alias tidak bertanggungjawab.

Bahkan saat di konfirmasi oleh awak media lewat telepon selulernya, tidak pernah ada jawaban, di datangi di tempat kliniknya pun tidak pernah ketemu.

Menurut komunitas pecinta kucing Sidoarjo Kusumawati, seharusnya klinik hewan khususnya kucing itu lebih ke solidaritas, kalau realita yang terjadi di klinik V seperti itu, ijin praktek dokter hewan tersebut patut di pertanyakan.

“Logikanya begini, dia (Ningrum) memeriksakan hewan peliharaannya ke klinik V itu tidak gratis, alias di kenakan biaya, harusnya pelayanannya bagus dan bertanggungjawab. Kita akan melaporkan kasus ini ke ikatan dokter hewan Indonesia, agar tidak terjadi pada cat lover yang lain,” pungkasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *