PTM dan Tantangan Prokes Anak Usia Dini

Sejumlah murid antre menjaga jarak memasuki ruang kelasnya saat mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SDN Lenteng Agung 07, Jakarta, Senin (27/9/2021). Pemprov DKI Jakarta mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua di 1.509 sekolah pada Senin (27/9), dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di masa PPKM. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.

Jakarta, liniindonesia.com – Ada anggapan, bahwa dalam pembelajaraan tatap muka (PTM), anak usia dini jenjang sekolah taman kanak-kanak (TK) maupun Sekolah Dasar (SD) sangat sulit menjaga protokol kesehatan (prokes).

Hal ini dibenarkan Guru RA Ulil Albab, Melly Susanti, bahwa secara psokologis, anak usia dini tidak dapat dilarang dengan serta merta, sebab penalaran mereka belum maksimal dan dunia mereka memang dunia bermain.

Bacaan Lainnya

“Kalau SD kan bisa dikasih tahu, karena penalarannya sudah lebih matang. Masalahnya ini anak TK, dikasih tahu, atau dilarang, satu sampai dua kali tetap nanti diulang (melanggar tanpa disengaja),” jelasnya di Depok, Kamis (7/10/2021).

Menurutnya, dalam mematuhi prokes, anak-anak selalu diingatkan untuk mencuci tangan dan tidak berdekatan dengan temannya.

“Kita juga mengatur anak-anak agar tidak makan di sekolah. Demi meminimalisir bahaya penularan Covid-19,” sambungnya.

Namun yang paling ditakutkan terjadi pada anak-anak itu nantinya, tidak jarang mereka akan lupa dengan semua larangan dan edukasi ketika sudah bertemu rekan-rekannya di sesi istirahat.

Contoh menggelitik adalah, jika salah satu dari mereka mengenakan masker motif lucu atau menarik.

Nantinya akan memancing rekannya untuk melihat, memegang masker itu, bahkan bukan tidak mungkin saling mencoba atau bertukar masker, tanpa diketahui guru atau orang tua.

Atau juga makanan, apabila ada salah satu anak menikmati makan bekal dari rumah, dan terlihat lezat oleh rekannya.

Dapat terjadi, temannya itu ingin mencoba makanan tersebut lalu mereka saling bertukar mencicipi makanan satu sama lain entah dengan satu sendok atau cara lain yang menurut mereka menyenangkan serta mudah dilakukan.

Sekolah Maksimal Terapkan Prokes

Akan tetapi, pada bagian lain, Kepala Sekolah Ulil Albab, Sukartini, menegaskan, sekolah yang dipimpinnya telah melaksanakan segala upaya melindungi anak-anak didik dari bahaya penularan virus Corona.

Dia lantas mencontohkan, sebelum masuk ruangan kelas, anak-anak diharuskan cuci tangan masing-masing secara mandiri.

Dengan kata lain, menurut Sukartini, pihaknya telah maksimal menerapkan prokes dalam upaya pencegahan.

Anak-anak didiknya juga telah diberi edukasi tentang  bahaya Covid-19, diikuti pengawasan ketat agar mereka menjaga jarak satu sama lain, ditambah pula pemberian vitamin.

“Jadi kita sosialisasikan bagaimana mencuci tangan dengan benar dan menekankan kepada anak didik untuk selalu memakai masker,” kata dia.

Sementara itu, mengenai penerapan PTM itu sendiri, Sukartini berpendapat, langkah PTM sangat efektif dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar.

Bahkan, walau sampai saat ini sudah dua hingga tiga kali PTM, tidak ada resistensi dari orang tua murid.

“PTM disambut baik oleh orang tua murid,” tutup Sukartini. (R2)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *