Lampung, liniindonesia – Ketua Gawagis Penjaga Nahdlatul Ulama (GWNU) Jawa Timur Nur Cholis membeberkan Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur Marzuki Mustamar sempat diintimidasi untuk memilih Yahya Cholil Staquf sebagai Calon Ketum PBNU 2021-2026. Nur menilai Marzuki selama ini disunat haknya untuk mencalonkan diri sebagai Ketum PBNU di Muktamar NU Lampung.
“Menurut saya, beliau ini disumbat, hak demokrasinya disumbat sehingga tidak bisa mencalonkan diri. Dengan intimidasi harus memilih Gus Yahya,” ungkap Nur Cholis di arena Muktamar NU, Universitas Lampung, Kamis (23/12) malam.
Nur bahkan mengklaim Marzuki sempat dipaksa menandatangani pernyataan untuk mendukung Yahya. Meski demikian, ia tak menyebut Marzuki disuruh menandatangani dokumen seperti apa.
Ia menilai pengusungan Yahya sebagai calon Ketum PBNU belakangan ini sudah dirancang sedemikian rupa.
“Persetujuan untuk mendukung satu calon yang sudah diskenario yang sudah didesain. Ya tidak bisa berbicara harus tanda tangan, mau ndak mau tanda tangan, sebagai ketua itu beliau dikerdilkan, beliau berarti dipersekusi,” ucapnya.
Di sisi lain, Nur menilai Marzuki cocok menjadi Caketum NU karena bisa diterima oleh seluruh lapisan warga NU. Ia mengaku mendukung Marzuki maju di Muktamar.
“Beliau ini tokoh yang bisa diterima oleh segala lapisan atas dan bawah,” ujarnya.
Nur juga menganggap Marzuki sudah matang secara pengalaman organisasi di NU. Ditambah lagi dengan segudang pengalaman Marzuki sebagai seorang akademisi dan seorang pendakwah.
“Secara NU beliau matang, dari mulai pengurus ranting, kecamatan, kabupaten, wilayah. Beliau juga akademisi yang juga alim, pergerakannya juga luar biasa. Dan punya daya dakwah yang luar biasa,” kata Nur Cholis.
Terpisah, salah satu pendukung Yahya Ahmad Fahrur Rozi membantah tudingan Nur tersebut. Baginya, mendukung Yahya merupakan kesepakatan bersama dalam rapat. “Jika dia bilang sedemikian itu bohong dan tidak terpuji,” ujar Fahrur saat dikonfirmasi, Jumat (24/12).
sumber : cnnindonesia
