Isu Reshuffle Kabinet Semakin Mencuat, Mentan Hingga Mendag Terdepak?

Foto: Kabinet Indonesia Maju

Jakarta, linindonesia.com – Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju kembali mengemuka beberapa waktu belakangan. Sejumlah pihak dari lembaga survei hingga relawan merilis nama-nama menteri yang layak diganti.

Per Sabtu (10/4/2021), Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei persepsi publik terhadap para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Seperti dilaporkan detik.com, survei dilakukan pada 10 Maret sampai awal April, melibatkan 1.200 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling, sampling error 2,5%, dengan tingkat akurasi data 97%. Hasil survei dipaparkan oleh Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi menteri yang dipersepsikan sebagai menteri yang bekerja paling memuaskan. Sebaliknya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dianggap sebagai menteri yang paling tidak memuaskan alias mengecewakan.

Ada pula menteri yang dianggap publik paling layak di-reshuffle, yaitu Yasonna dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.

“Ini kalau diasumsikan atau dikaji lebih dalam, nama-nama ini (yang dianggap layak reshuffle) sebetulnya adalah nama-nama yang berkaitan dengan program-program selama pandemi,” kata Dedi.

Jokowi Mania (JoMan), salah satu organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), menilai ada lima menteri dalam Kabinet Indonesia Maju yang layak di-reshuffle. Demikian disampaikan Ketua Umum JoMan Immanuel Ebenezer dalam keterangannya pada, Selasa (13/4/2021).

Menurut dia, ada lima menteri yang layak diganti, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

“Reshuffle ini penting agar menteri tidak bekerja sendiri-sendiri. Kita bisa lihat Menteri Lutfi, Presiden tak mau impor, lo, kok malah ngeyel impor. Begitu juga kasus subsidi pupuk yang tidak berdampak pada swasembada hasil pertanian,” kata Noel.

Noel menilai kinerja Johnny masih melempem. Ia menyoroti pemblokiran situs-situs atau akun-akun radikal di media sosial.

“Khusus Pratikno, kalau dia dipertahankan, akan ada jarak luar biasa antara Jokowi dan rakyat,” ujar Noel. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *