5 Mitos Tentang Seks Terpopuler di Indonesia

Jakarta, liniindonesia.com – Seks adalah bagian penting dari kehidupan umat manusia. Tapi, banyak fungsi tubuh yang masih belum bisa dipahami tentang kaitannya dengan seks. Hal inilah yang memicu kesimpulan terburu-buru yang biasa disebut dengan mitos.

Banyak dari mitos seks yang terlanjur dipercayai di Indonesia ini ternyata tidak akurat dan benar-benar berlawanan dengan cara kerja tubuh. Tapi, banyak dari kita yang tetap menganggap mitos-mitos itu adalah benar.

Bacaan Lainnya

Mitos tentang apa yang terjadi pada wanita ketika mereka kehilangan keperawanan mungkin bisa menghabiskan banyak halaman buku kalau dituliskan. Tapi, kita hanya akan akan fokus pada yang satu ini.

Terlanjur dipercaya secara luas bahwa seks adalah menyakitkan untuk yang pertama kalinya bagi wanita. Ini karena mereka tidak punya wawasan yang cukup tentang bagaimana cara kerja selaput dara.

Meskipun benar bahwa selaput dara bisa pecah atau robek saat berhubungan seks untuk pertama kalinya, tapi itu tidak menjamin akan menyakitkan.

Selaput dara merupakan salah satu bagian tubuh yang sering disalahpahami dari anatomi seksual kaum hawa.

1. Sakit saat pertama kali bagi Wanita

Berlawanan dengan kepercayaan populer, selaput dara yang utuh bukanlah tanda keperawanan yang dapat diandalkan, dan begitu pula sebaliknya. Itu bisa pecah karena alasan nonseksual (seperti bersepeda), juga, dan bisa tetap utuh bahkan setelah berhubungan seks untuk pertama kalinya.

Mitos tentang apa yang terjadi pada wanita ketika mereka kehilangan keperawanan mungkin bisa menghabiskan banyak halaman buku kalau dituliskan. Tapi, kita hanya akan akan fokus pada yang satu ini.

Terlanjur dipercaya secara luas bahwa seks adalah menyakitkan untuk yang pertama kalinya bagi wanita. Ini karena mereka tidak punya wawasan yang cukup tentang bagaimana cara kerja selaput dara.

Meskipun benar bahwa selaput dara bisa pecah atau robek saat berhubungan seks untuk pertama kalinya, tapi itu tidak menjamin akan menyakitkan.

Selaput dara merupakan salah satu bagian tubuh yang sering disalahpahami dari anatomi seksual kaum hawa.

Berlawanan dengan kepercayaan populer, selaput dara yang utuh bukanlah tanda keperawanan yang dapat diandalkan, dan begitu pula sebaliknya. Itu bisa pecah karena alasan nonseksual (seperti bersepeda), juga, dan bisa tetap utuh bahkan setelah berhubungan seks untuk pertama kalinya.

2. Sering berhubungan seks bisa membuat vagina melonggar

Mitos bahwa terlalu banyak berhubungan seks, entah bagaimana asal mulanya kok disimpulkan bisa membuat vagina longgar, masih sering jadi rasan-rasan dalam budaya populer, khususnya di Indonesia.

Faktanya, mitos tersebut tidak memiliki dasar fakta ilmiah. Untuk satu, itu benar-benar bukan cara kerja vagina. Organ intim wanita itu adalah organ yang berevolusi dan kompleks.

Lebih penting lagi, vagina seharusnya tidak terlalu kencang saat berhubungan seksual. Jika demikian, itu adalah indikasi seks yang tidak menyenangkan.

Jadi begini, jika seorang wanita terangsang, maka vaginanya secara alami akan terasa lebih longgar karena terjadi peningkatan pelumasan (lubrikasi) dan adanya aliran darah ke daerah pada bagian-bagian tertentu.

Jadi, longgar sempitnya vagina wanita tidak tergantung pada berapa kali dia berhubungan seks.

3. Mitos ejakulasi dini

Banyak pria di seluruh dunia, bahkan di Indonesia, pasti merasa malu karena terlalu dini saat menyelesaikan hubungan seksual mereka.

Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan itu. Mengapa? Karena mengetahui kekurangan adalah langkah pertama untuk memperbaikinya.

Sains atau ilmu pengetahuan mengatakan bahwa kebanyakan pria terlalu keras menyalahkan diri mereka sendiri.

Sebaliknya, banyak majalah wanita menyarankan bahwa hubungan seks di bawah 30 menit adalah terlalu dini, pada kenyataannya, penelitian mengungkapkan, hubungan seksual yang ideal berlangsung rata-rata 5,4 menit.

Adalah benar bahwa wanita cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk orgasme daripada pria. Dan itu adalah soal yang sama sekali berbeda tapi kita akan membahasnya pada nomor 4.

Jadi, apa yang kebanyakan orang anggap sebagai ejakulasi dini adalah durasi waktu yang terlalu cepat untuk menyelesaikannya, maka akan sangat adil kalau hubungan seks berlangsung antara tujuh sampai 13 menit.

Dan itu adalah durasi “diinginkan” banyak pasangan, menurut sebuah survei.

4. Orgasme pada wanita sepenuhnya tergantung pada aksi sang pria

Nah, ini! Pasangan wanita mengalami orgasme atau tidak, umumnya dianggap sebagai indikator terbaik seberapa hebat seorang pria beraksi di tempat tidur.

Namun, jika ditinjau dari bagaimana orgasme pada wanita bekerja, akan disadari bahwa orgasme wanita itu jauh lebih rumit daripada konflik para selebriti Indonesia.

Faktanya, ada persentase yang cukup besar yakni, terdapat 10 dari 15 wanita yang tidak bisa orgasme, apa pun yang terjadi atau bagaimanapun rangsangan yang mereka terima.

Pada wanita yang lain, orgasme tidak ada hubungannya dengan hubungan seksual. Soalnya, orgasme bisa dipicu tanpa berhubungan seks. Hal ini menunjukkan cara kerja orgasme wanita yang kompleks.

Berbicara secara evolusi, orgasme pada wanita tidak seharusnya ada atau terjadi. Lho kok?!

Soalnya, wanita memiliki mekanisme yang sama sekali berbeda karena mempersiapkan tubuh mereka untuk reproduksi, berbeda dengan ejakulasi pada pria.

Alasan mengapa begitu banyak wanita tidak bisa orgasme sesering mungkin adalah bukan karena pasangan pria yang buruk di ranjang – boleh jadi benar juga – tetapi lebih karena orgasme pada wanita menjadi aspek yang rumit dan misterius dari tubuh kaum hawa.

5. Makanan mempengaruhi rasa air mani

Mitos apa yang Anda makan memengaruhi rasa air mani sudah menjadi dongeng sejak masa lampau. Dalam budaya populer masa kini, mitos satu ini sering dibahas sebagai saran seks pseudoscientific (seolah-olah ilmiah) oleh remaja.

Kendati begitu, masih banyak pria dan pasangannya yang tetap mempercayai mitos satu ini sebagai kebenaran. Soalnya, karena mmemang kedengarannya seperti sesuatu yang pasti benar.

Tapi, ternyata sama sekali tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa rasa air mani ada hubungannya dengan apa yang pria makan.

Meskipun benar bahwa sekresi tubuh lainnya, seperti keringat, dipengaruhi oleh asupan makanan, logika yang sama tidak berlaku untuk air mani, karena itu bukan cairan tubuh Anda yang biasa.

Dikutip dari berbagai sumber.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *