Tragedi Wadas, Catatan Kepemimpinan Buruk

Ilustrasi. Lokasi pembangunan proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Hingga saat ini, publik masih menyoroti permasalahan yang sempat memanas di Desa Wadas, antara aparat kepolisian dengan warga setempat. (Sumber: Dok Humas Polda Jateng)

Pertama; Shiddiq, dimana skill yang di miliki sebagai leader kejujuran dan kebenaran berdasarkan linearitas aturan syara’ yang dapat di fahami secara rasional, logis dan objektif.

Kedua; Amanah, dimana skill yang di miliki harus memahami dan sadar diri atas tanggungjawab yang dipercayakan, minimal kita di percaya hidup oleh Allah SWT maka di situlah ada amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Harta, tahta-jabatan, termasuk wanita pendamping dan anak semua itu tambahan kepercayaan Allah SWT yang harus di pertanggungjawabkan.

Bacaan Lainnya

Ketiga; Fathonah, dimana skill yang harus dimiliki yaitu intelektualitas dengan daya kreatifitas dan inovasi tinggi dalam penyelesaian masalah ( problem solver) dengan berbagai pendekatan dan metode, terlebih di era digital.

Keempat; Tabligh, dimana skill yang di miliki, yaitu kemampuan komunikasi interaktif-dialogis dan negosisasi yang produktif untuk capaian target dan tujuannya, termasuk kemampuan membuka akselerasi antar institusi dan generasi.

Empat kompetensi itu, kriteria ideal yang sudah teruji dan terbukti. Untuk mengahadapi kompleksitas masalah sebuah kelompok masyarakat atau organisasi, sosoknya memiliki skill di atas. Peroalan bangsa dan negara di berbagai daerah, termasuk di Wadas Jawa Tengah, itu menunjukan ada indikasi kepemimpinan yang tidak memiliki kompetensi leadership yang di teladankan oleh nabi kita Muhammad SAW . (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *