Kecewa Berat Dengan PAN, Kader Muhammadiyah Bersiap Hijrah ke Partai Umat.

Jajaran Inisiator Partai Umat (foto Ist)

Surabaya, liniindonesia.com – Polemik di tubuh DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jatim dalam Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-V terus menggelinding. Hal ini lantaran keputusan Musywil PAN Jatim dinilai tidak memihak kepentingan Muhammadiyah. Atas kekecewaan tersebut, sejumlah politikus senior PAN di Jatim mulai berancang-ancang untuk hijrah ke Partai Umat.

Inisiator Partai Umat Jatim Didik Setyobudi mengakui, pihaknya sudah mendengar dinamika seputar Musywil PAN Jatim yang menyisakan kekecewaan bagi kader-kader Muhammadiyah yang selama ini aktif di partai berlogo matahari tersebut. Karena itu, Didik yang merupakan mantan Anggota DPRD Jatim dari PAN mengaku mulai mendapat isyarat akan adanya migrasi kader-kader PAN ke Partai Umat.

Bacaan Lainnya

“Kami sangat terbuka, bahwa ini mungkin akan menjadi awal yang baik bagi Partai Umat untuk segera mendeklarasikan diri,” tutur Didik, Minggu (27/12/2020).

Menurut Didik, kader-kader Muhammadiyah yang selama ini konsen di dunia politik sangat dibutuhkan untuk membesarkan Partai Umat bersama-sama tokoh reformasi Indonesia Amien Rais. “Ada beberapa senior PAN Jatim yang sudah berkomunikasi dengan kami dan menunjukkan ketertarikannya terhadap Partai Umat,” ujar Didik.

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil keputusan Musywil V DPW PAN menetapkan lima anggota formatur yang dipilih oleh pusat. Di antara kelima anggota tersebut, tak satu pun berasal dari kader Muhammadiyah. Di antaranya ialah, Dr Achmad Ruba’i, Heri Romadhon, Abdullah Abu Bakar, Masfuk, Riski Sadig. Sementara Prof Zainudin Maliki yang merupakan Anggota DPR RI hanya diposisikan sebagai pendamping formatur.

Selain itu, Slamet Efendi yang juga menjadi inisiator Partai Umat di Jatim optimis, partai besutan mantan pendiri PAN tersebut akan dapat menarik simpatik. Sebab, partai inilah yang kelak akan selaras dengan nafas dan cita-cita reformasi di Indonesia.

“Di Jatim kami telah mempersiapkan diri dengan sangat matang. Tinggal menunggu deklarasi di pusat kemudian kita akan menyusul deklarasi di Jatim,” tegas Slamet yang juga mantan DPRD Kota Surabaya dari PAN tersebut.

Sebelumnya, Ketua PW Muhammadiyah Jatim Saad Ibrahim juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap PAN Jatim. Ditegaskan dia, kebijakan umum Muhammadiyah adalah menjaga jarak yang sama dengan semua partai. Namun, apabila PAN yang mayoritas dipilih orang Muhammadiyah mengabaikan kadernya, maka akan menjadi kerugian.

“Yang pertama begini, kebijakan umum Muhammadiyah itu menjaga jarak yang sama antar semua partai. Sehingga kemudian Muhammadiyah bisa menempatkan kadernya di banyak tempat. Justru kalau PAN mengabaikan hal itu, dan pemilih realnya PAN adalah dari Muhammdiyah, maka harus dipertimbangkan betul itu (soal formatur dari Muhammadiyah),” ujar Saad. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *